Beranda

Jumat, 31 Mei 2013

Untuk apa? Apa tujuan hidup manusia di dunia ini?

Ke mana kita akan pergi dan ke mana akhirnya kehidupan ini? Sebahagian orang ada yang memilih untuk tidak mahu pening – pening memikirkan pertanyaan di atas kerana  menganggap tiada kaitannya dengan kehidupan yang nyata.
Hidup tanpa tujuan akan membuat hidup kita terasa hampa. Tanpa mengenal tujuan hidup, kehidupan ini menjadi sesuatu yang rutin dan membosankan.
Manusia umumnya takut dengan sesuatu yang tidak diketahuinya atau tidak dikuasainya. Misalnya yang paling sederhana, manusia biasanya takut atau sekurang – kurngnya tidak selesa berada di tempat gelap. Mengapa ? Kerana di tempat gelap kita tidak dapat menguasai situasi. Kita tidak tahu ada apa di sekitar kita. Apakah ada sesuatu yang membahayakan kita atau tidak. Sehingga di tempat gelap kita selalu diliputi perasaan was-was, ragu-ragu dan khuatir. Oleh kerana itu kebanyakan orang tidak mahu  memasuki ruangan yang gelap.
Demikian juga orang yang tidak tahu tujuan hidupnya selalu diliputi keraguan. Kerana mereka tidak tahu ke mana akhirnya kehidupan ini. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah mati. Orang seperti ini ibarat disuruh memasuki ruangan yang gelap, dia dibayangi ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahuinya mengenai kematian.  Dia akan berusaha memuaskan hidupnya di dunia seolah-olah dia akan kekal di dalamnya. Padahal dia tahu bahawa setiap orang pasti akan mati, hanya dia sengaja tidak mahu memikirkannya  ketidaktahuannya itu.
Ada pula orang yang merasa memiliki tujuan hidup namun tujuan yang dipilihnya adalah salah. Orang yang salah dalam menentukan tujuan hidup akan merasa tidak tenang. Mengapa tidak tenang ? Kerana umumnya orang yang tidak mengetahui hakikat tujuan hidup yang sebenarnya, dia cenderung untuk menggantungkan tujuan hidup ini dengan sesuatu yang bersifat duniawi.
Padahal sesuatu yang bersifat duniawi adalah tidak kekal. Sehingga suatu masa apabila harta yang menjadi tujuannya tersebut gagal tercapai atau hilang musnah, maka dia akan  stress dan kekecewaan sehingga diakhiri dengan bunuh diri.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an bahawa tujuan manusia dihidupkan di muka bumi ini tidak lain adalah untuk beribadah kepadaNya.
“Aku tidak menjadikan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu” (Q.S. 51:56)
Kewajipan kedua, seorang hamba ialah harus memandang tuannya sebagai yang berhak mengatur dan memerintah dirinya. Sebagai kesannya dia harus patuh kepada semua perintah Tuannya. Tentu tidak dibenarkan apabila seorang hamba mematuhi sebahagian perintah tuannya tetapi membangkang terhadap sebahagian perintah lain. Untuk dapat melaksanakan perintah tuannya tersebut, seorang hamba harus mempelajari dengan teliti apa yang dikehendaki dan dimahukan oleh tuannya.
Kewajipan ketiga seorang hamba adalah menghormati dan menghargai tuannya. Hambaharus mengikuti tatacara yang ditentukan tuannya dan harus  memberikan sikap hormat dan menyatakan sumpah setia pada saat-saat tertentu. Inilah yang diperintahkan Allah melalui upacara ritual yang bernama solat. Dimana dalam solat tersebut kita diminta untuk mengucapkan sumpah setia lima kali dalam sehari. Dalam solat tersebut kita juga diminta membaca  sebahagian surah Al-Qur’an supaya kita mengingati perintah-perintah Allah
Penutup
Kita sebagai wakil Allah yang mulia dimuka bumi, maka fasiliti yang diberikan untuk menyokong pelaksanaan tugas sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Allah juga memberi bekal rezeki yang cukup kepada manusia.
“Dan sungguh telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rezki yang baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna di atas makhluk lain yang telah kami ciptakan” (Q.S. Al Israa’ : 70)

renungan bagi semua calon atau yang sudah menyandang gelar istri,,,mengapa ridho suami surga bagimu??????

1. Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupnya. Bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.


2. Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan darah seperti ayah dan ibunya.


3. Suami ridho menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal di sisi Allah, engkau lebih dihormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.


4. Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja disaat
engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar, namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri olehnya.


5. Suami berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.


6. Bila engkau melakukan dosa, maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia berbuat dosa, kamu tidak akan pernah dituntut ke neraka, apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.

Karena itulah wahai para istri, dukunglah profesi suamimu sebagai da'i Allah dengan cara ikut juga keluar Masturat 3 hari, 15 hari, 40 hari dan 2 bulan, agar engkau dapat memahami hal2 yang disebutkan diatas ..

Apa yang patut disombongkan.


Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah sombong dengan pangkat dan kedudukannya, hartanya, sombong dengan ilmu dan kecerdasan... ..
... ...sombong dengan bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa lebih dibandingkan orang lain.

Padahal kalau kita renungkan kembali, siapa yang memberikan harta, kecerdasan, pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yang indah?

****Semua MURNI hanyalah nikmat dari Allah Ta’ala... ..

Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah untuk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya manusia tidak memiliki apa-apa, LANTAS APA YANG HARUS KAMU SOMBONGKAN ????

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. “ (QS. Luqman:18)

Perbedaan pemuda jaman dulu dan pemuda jaman sekarang.




Pemuda dulu: Kami, putra dan putri indonesia..
Pemuda sekarang: Kami, putra dan putri yg ditukar..(sinetron dulu)

Pemudi dulu: Kalo telat dihukum.
Pemudi sekarang: Kalo telat langsung beli testpack.

Pemuda dulu: Namanya Syamsul Bahri.
Pemuda sekarang: Namanya S4Ms Ch3l4Lu c4Yan9 k4m0H.

Pemuda dulu: Mati muda memeluk senjata.
Pemuda sekarang: Mati muda di pelukan janda.

Pemuda dulu: Semangat 45.
Pemuda sekarang: Semangat 69. (xxx)

Pemudi dulu: Liat orang dr isi hatinya.
Pemudi sekarang: Liat orang dr isi dompetnya.

Pemuda dulu: kumpulin 10 pemuda buat guncang dunia. (soekarno)
Pemuda sekarang: kumpulin 10 pemuda buat boyband.

Pemuda dulu: Pahlawan gagah berani.
Pemuda sekarang: Pahlawan berani menggagahi.

Pemuda dulu: Mengemban amanat.
Pemuda sekarang: Mencari alamat. (ayu ting ting)

Pemuda dulu: Terlambat latihan perang, dibanting.
Pemuda sekarang: Terlambat nyabut, jadi bunting.

Pemuda dulu: Bilang cinta satu tanah air, tanah air Indonesia.
Pemuda sekarang: Bilang cinta satu malam, oh indahnya.


Sabar dalam mencintai..



Jika orang yang engkau cintai menyakiti hatimu padahal engkau telah berbaik hati padanya, maka bersabarlah...

Jika telah bersabar dia tetap menyakiti hatimu, maka tetaplah bersabar...

Jika tetap bersabar, dia masih menyakiti hatimu, maka teruslah bersabar...

Jika terus bersabar, dia masih juga menyakiti hatimu, maka nasehatilah dia...

Jika telah dinasehati, dia masih juga menyakiti hatimu, maka mintalah padanya untuk tidak menyakiti hatimu...

Jika inipun sudah engkau lakukan dan dia tetap menyakiti hatimu, maka ikhlaskanlah...

Jika telah ikhlaspun dia tetap selalu menyakiti hatimu, maka diamkanlah dia...

Jika engkau telah mendiamkannya tapi dia tetap menyakiti hatimu, maka tinggalkanlah dan berdo'a untuk kebaikannya...

Mungkin dia memang tidak mencintaimu dan bukan jodohmu...

Dunia yang Nisbi - Kalam Al Habib Abdullah bin Husain bin Thahir.

“Perasaan senang, bahagia, tenteram, puas dan lapang dada ternyata tak timbul sebab keserasian suatu raihan manusia dengan keinginannya. Begitu sebaliknya, rasa sedih, masygul dan gundah gulana tak lahir karena kontradiksi harapan dengan kenyataan. Segala rasa itu adalah kesan maknawi yang dialirkan Sang Ilah ke hati hamba yang Ia kehendaki.”

“Tak jarang, seseorang yang hidup dalam kemiskinan, cacat fisik dan kepelikan lain yang menyusahkan, nyatanya bisa menghirup perasaan legawa, sejahtera, serta bahagia. Rasa hati yang positif itu bisa menjalar ke kawan-kawan dekatnya, bahkan kepada orang yang memandang wajahnya atau menyebut dirinya.”

“Banyak pula orang yang hidup dalam kemewahan materi, keperkasaan raga, jaminan masa depan, dan kenyamanan, tapi, dengan segenap fasilitas itu, ia tak merasakan damai. Hatinya sempit, keruh, susah, sumpek dan penuh gelisah. Siapa saja yang membicarakan orang semacam ini bakal merasakan suntuk, apalagi memandangnya atau berkumpul bersamanya.”

Begitulah Habib Abdullah bin Husein bin Thahir membaca gelagat manusia dalam kehidupannya. Sungguh tepat kiranya. Manusia memang sering teperdaya. Mereka senantiasa menyangka bahwa kebahagiaan hanya bisa direngkuh dengan kebendaan. Kekayaan pun mereka kejar-kejar setengah mati. Dan begitu mereka dapat, ternyata semua itu hampa, kosong, tak ada apa-apanya.

DAJJAL

“Dunia ini tak ada bedanya dengan Dajjal. Sebuah hadis Nabi SAW mengenalkan sosok Dajjal kepada kita: Ia (Dajjal) datang dengan membawa surga dan nerakanya sendiri. Surga versi Dajjal yang disaksikan orang-orang, hakikatnya adalah neraka yang membakar. Sedang neraka milik Dajjal yang terlihat oleh mata, ternyata, itulah embun surga yang menyegarkan.”

“Dunia pun segendang sepenarian. Ia mengusung surga dan neraka. Surga yang dihidangkan oleh dunia ternyata menyimpan azab, azab di dunia dan azab di akhirat. Sementara itu, neraka dunia yang dirasakan oleh manusia ternyata memendam sejuta nikmat, nikmat dunia dan nikmat akhirat.”

“Manakala kita menyaksikan seseorang dikaruniai anak yang banyak, limpahan emas dan perak, pakaian-pakaian megah, rumah dan kendaraan mewah, makan dan minuman lezat, istri nan jelita, kebun-kebun serta tanah-tanah yang lapang, jabatan tinggi, banyak pengikut, dan popularitas, kita pasti membayangkan bahwa ia telah berada di puncak kenikmatan dan kepuasan. Akan tetapi, bila kita mau merenungkan lebih jauh, kita tersadar: sejatinya ia berada di pusaran keletihan dan kepayahan; ia terkurung di dalam arus kesumpekan dan jurang fitnah serta marabahaya. Betapa tidak. Kalau kita kaji lagi, segenap kesusahan, keresahan dan laku dosa ternyata berpangkal dari kenikmatan-kenikmatan tersebut. Surga yang semu itu pun menjelma neraka.”

“Coba kita amati orang yang hidupnya pas-pasan dan merasa cukup dengan semua itu, yang jalan hidupnya zuhud, anaknya sedikit, pakaian dan rumah tinggalnya sederhanatak bermodal, bukan tuan tanah, khumul dan tak dihiraukan orang banyak, serta menyepi dari keramaian, niscaya akan terbit rasa iba di hati kita akan keadaannya. Kita bakal menyangka bahwa orang seperti ini senantiasa digelayuti kesedihan. Kita takkan pernah tahu bahwa hati orang macam inilah yang sebenarnya jauh lebih bahagia dan damai dari orang model pertama tadi.”
,

“Itu masih di dalam tataran dunia. Di akhirat kelak, sang manusia tak berpunya akan beroleh harapan selamat dan sukses lebih besar dari si kaya raya. Dari sini kita bisa menyerap kearifan: neraka dunia sebenarnya adalah surga. Memang, tak ada kata rehat atau enak dalam kehidupan di dunia. Akan tetapi bila kita membaca ihwal kedua macam orang di atas, kita bisa menyaksikan perbedaan yang sangat nyata.”

Itulah kenisbian dunia yang dikuak oleh Habib Abdullah. Semoga mata kita terbuka hingga bisa lebih bijak lagi dalam menyikapi hidup. Bila dikaruniai rizki lebih, mungkin kita bisa berbagi, dan bila diberi cobaan kesulitan hidup, kita mampu bersikap kuat dan bersabar. Simaklah doa beliau berikut ini,

“Ya Allah, tuntunlah kami menuju akhlak terindah, sungguh, tak ada yang kuasa mengantar kami ke sana selain diri-Mu. Palingkan jiwa kami dari akhlak-akhlak tak elok, sebab, nyatanya tak ada yang berdaya

Menikah, Keputusan Seumur Hidup


Suatu saat saya pernah ditanya oleh seorang kawan. “Ustadz, saya ingin menikah tapi tabungan saya belum cukup dan banyak untuk melangsungkan pernikahan”. Dan jawaban saya waktu itu adalah menyuruh kawan saya ini untuk menabung hingga 3-5 tahun mendatang.
Tahun terus berjalan, dan waktu itupun tiba. Maka kawan saya ini kembali bertemu, lalu saya Tanya, “Apakah antum sudah siap melamarnya?” Kawan saya ini menjawab, “Afwan ustadz, ternyata tabungan saya belum cukup”.
Lalu sambil guyon, saya Tanya kawan saya ini. “Antum ini, mau nabung atau mau nikah?” tanya saya. Ditanya seperti itu, kawan saya ini pun tersipu malu dengan rona wajah yang merah menahan malu? “Yah, maunya sih nikah donk ustadz. Masa nabung terus, nanti gak nikah-nikah,” jawabnya tersipu malu.
Menikah bukan hanya dibayangkan saja, tetapi pastinya akan terlintas dalam benak kita. Boleh saja kita merencanakan hidup ini, memikirkan mimpi-mimpi indah. Nah, persiapan menikah atau berkeluarga tidak hanya dimulai dari satu atau dua bulan sebelum acara resepsi berlangsung. Akan tetapi harus dirancang semaksimal dan sebaik mungkin.
Menikah adalah keputusan seumur hidup. Maka, sekali saja salah langkah, arah dan jalan, maka hidup anda akan berubah. Semakin dini persiapan kita, maka hal itu semakin bagus. Bila bisa diibaratkan dengan pertandingan tinju, maka ada atau tidak ada musuh anda harus melatih pukulan, jab, tangkisan, dan sebagainya.
Persiapan yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan diri menerima orang lain, menerima kekurangan dan kelebihan orang lain yang nantinya akan menjadi pendamping kita. Ingat, calon pasangan kita nantinya adalah ‘mahkluk’ asing bagi anda, meskipun mungkin anda telah mengenalnya selama 10 tahun.
Pertama, dengan berkeluarga (baca; menikah) segala kebiasan buruk dan baik kita akan terlihat, dan anda akan tahu masa lalu pasangan, begitu pula sebaliknya dia akan tahun baik dan buruknya kita. Dan yang pasti anda harus menerima itu. Ingat, hidup pasangan anda tidak dimulai ketika dia bertemu anda. Banyak sisi gelap yang akan tersingkap dan anda harus menerima itu dengan segala konsekuensi yang ada.
Kedua, persiapan ketrampilan. Banyak loh yang panik, hanya gara-gara daging yang dimasak dan direbusnya selama 2 jam kok nggak empuk-empuk, atau bahkan bingung caranya benerin kran bocor. Mungkin dalam benak anda, anda bisa bilang ah…ntar aja deh, kan bisa sambil jalan betulinnya.
Padahal, kran bocorrr harus bisa diperbaiki segera, jika tidak rumah anda akan seperti kapal karam. Nah, mumpung belum punya rumah sendiri kenapa enggak belajar?? Pokoknya belajar semua ketrampilan yang ada, termasuk belajar menulis. Yang wanita bisa belajar manajemen, tata rias, atau keterampilan lainnya, dan sebagainya. Dan setelah itu praktekkan sekarang juga, sehingga nantinya anda sudah terbiasa. Ada yang bisa nambah informasi atau wejangan. Semoga keputusan baik anda untuk menikah, bisa menjadi pengalaman terbaik agar bisa membawa keluarga anda menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah dan Warahmah.
Jika di dunia ini ada surga, maka surga itu adalah pernikahan yang bahagia. Rasulullah SAW berkata ‘Baiti Jannati”, Rumahku Surgaku. Kebahagiaan merupakan hal yang relatif. Tiap orang mempunyai ukuran berbeda-beda. Namun kebahagiaan hakiki dapat kita peroleh hanya dengan mengikuti petunjuk jalanNya.
Ingin memiliki rumah tangga yang bisa kita jadikan surga kita didunia? Ikutilah petunjuk Rasulullah SAW. “Lihat agamanya niscaya kalian akan mendapatkan semuanya”. Selamat menikmati, bagi anda yang ingin menikah dan selamat berbahagia untuk anda yang telah berkeluarga.

Kamis, 30 Mei 2013

Mereka Inilah Penyebab Hadirnya Pemimpin yang Zalim

Rasulullah saw bersabda: “Akan datang suatu zaman pada umatku: Mereka tidak mengenal ulama kecuali dengan pakaian yang bagus, mereka tidak mengenal Al-Qur’an kecuali dengan keindahan suaranya, mereka tidak beribadah kepada Allah kecuali hanya di bulan puasa. Jika hal itu telah terjadi, Allah akan menjadikan
bagi mereka pemimpin yang bodoh, yang tidak mengenal belas-kasih dan tidak memiliki rasa kasih sayang.”

Wasiat Rasulullah SAW kepada Imam Ali bin Abi Thalib

Dalam wasiatnya Rasulullah saw bersabda: "Wahai Ali, aku wasiatkan padamu suatu wasiat, maka jagalah wasiatku ini. Kamu akan selalu berada dalam kebaikan selama kamu menjaga wasiatku ini."

"Wahai Ali, barangsiapa yang menahan amarahnya padahal ia mampu menunaikannya, Allah akan menjamin baginya kemanan dan keimanan sehingga dengannya ia mendapat kenikmatan pada hari kiamat."
"Wahai Ali, barangsiapa yang belum memperbaiki wasiatnya saat menjelang kematiannya, ia memiliki kekurangan dalam kehormatan dirinya (marwah) dan ia tak layak mendapat syafaat."
"Wahai Ali, perjuangan yang paling utama adalah orang yang tidak berduka karena kezaliman seseorang."
"Wahai Ali, barangsiapa yang lisannya ditakuti oleh manusia, maka ia adalah penghuni neraka."
"Wahai Ali, manusia yang paling buruk adalah orang yang dimuliakan oleh manusia karena takut pada keburukannya."
"Wahai Ali, manusia yang paling buruk adalah orang yang menjual akhiratnya dengan dunianya. Lebih buruk lagi dari itu orang yang menjual akhiratnya dengan dunia orang lain."
"Wahai Ali, barangsiapa yang tidak menerima alasan orang yang ingin melepaskan diri (dari dosa, pidana; ini penjelasan dlm kitab Al-Bihar), benar atau dusta, maka ia tidak akan mendapat syafaatku."
"Wahai Ali, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla lebih mencintai dusta untuk kemaslahatan dan lebih membenci kejujuran dalam kerusakan."
"Wahai Ali, barangsiapa yang meninggalkan khomer karena selain Allah, maka Allah akan memberinya minuman khomer yang murni (Ar-Rahiqil makhtum, lihat QS 83: 25). Kemudian Imam Ali (sa) bertanya: Karena selain Allah? Rasulullah saw menjawab: "Ya, untuk menjaga dirinya, Allah bersyukur padanya atas hal itu."
"Wahai Ali, peminum khomer seperti penyembah berhala. Wahai Ali, orang yang minum khomer, Allah azza wa jalla tidak menerima shalatnya selama empat puluh hari. Dan jika ia mati maka matinya mati kafir"
"Wahai Ali, setiap yang memabukkan hukumnya haram, dan setiap yang memabukkan dalam kapasitas yang banyak maka seteguk pun darinya hukumnya haram."
"Wahai Ali, semua dosa terjadinya di dalam rumah, dan kuncinya adalah minuman khomer."
"Wahai Ali, akan datang pada peminum khomer suatu saat ia tidak mengenal Tuhannya azza wa jalla.
"Wahai Ali, memindahkan gunung-gunung yang tak bergerak lebih mudah ketimbang memindahkan kekuasaan yang saatnya berakhir, tidak kurang dari beberapa hari."
"Wahai Ali, orang yang tidak bermanfaat agama dan dunianya, maka tidak ada kebaikan bagimu dalam majlis-majlisnya. Dan barangsiapa yang tidak menjaga hakmu, maka kamu tidak wajib menjaga haknya dan kehormatannya."  (Biharul Anwar 77: 46-47)

Wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar (ra)

Abu Dzar Al-Ghifari berkata: pada suatu hari aku datang kepada Rasulullah saw, saat itu beliau berada di masjidnya dan tidak ada seorang pun di dalamnya kecuali Rasulullah saw dan Ali (sa) berada di sampingnya. Dalam suasana yang sunyi di dalam masjid aku berkata kepada beliau: Ya Rasulallah, demi ayahku dan ibuku, berilah aku suatu wasiat yang dengannya Allah memberi manfaat padaku. 

Rasulullah saw bersabda: "Baiklah Abu Dzar, aku memuliakanmu, karena kamu termasuk golongan kami Ahlul bait. Aku wasiatkan padamu suatu wasiat, maka jagalah wasiat ini. Karena wasiat ini meliputi kebaikan dan jalan-jalannya. Jika kamu menjaganya, maka dengannya kamu akan seperti fulan.
Wahai Abu Dzar, sembahlah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak mampu melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Ketahuilah! Sesungguhnya awal ibadah kepada Allah adalah pengenalan terhadap-Nya, Dialah Yang Awal sebelum segala sesuatu, sehingga tidak ada sesuatu sebelum-Nya. Keesaan-Nya tidak ada yang kedua bagi-Nya; keabadian-Nya tak berakhir; Dialah Pencipta langit dan bumi, dan segala isinya serta yang ada di antara keduanya. Dia Maha Lembut dan Maha Mengetahui; Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kemudian beriman padaku, mengakui bahwa Allah swt telah mengutusku bagi seluruh manusia, untuk menyampaikan berita bahagia dan berita yang menakutkan, mengajak kepada Allah dengan izin-Nya, menjadi pelita dan cahaya yang menerangi.
Selanjutnya, mencintai Ahlul baitku yaitu mereka yang telah dijaga oleh Allah dari segala noda dan disucikan dengan sesuci-sucinya.
Ketahuilah wahai Abu Dzar: Sesungguhnya Allah azza wa jalla telah menjadikan Ahlul baitku bagi umatku seperti bahtera Nuh, orang yang menaikinya akan selamat dan orang yang membencinya akan tenggelam. Ahlul baitku juga seperti pintu hiththah Bani Israil, orang yang memasuki akan aman.
Wahai Abu Dzar, jagalah wasiatku ini maka kamu akan bahagia di dunia dan akhirat.
Wahai Abu Dzar, ada dua kenikmatan yang diingin oleh umumnya manusia: kesehatan dan kekosongan hati (tidak terbebani oleh urusan dunia).
Wahai Abu Dzar, manfaatkan dengan sungguh-sungguh tentang lima hal sebelum (datang) lima hal: mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kekayaanmu sebelum kefakiranmu, kekosonganmu sebelum kesibukanmu, hidupmu sebelum matimu.
Wahai Abu Dzar, janganlah menunda amalmu hari ini karena kamu tidak tahu hari esok. Jika kamu masih ada pada hari esoknya, maka jadikan hari esok seperti hari ini. Jika kamu tidak ada hari esok, maka kamu tidak akan menyesali apa yang kamu lalui hari ini.
Wahai Abu Dzar, betapa banyak masa depan yang tak tersempurnakan, dan menunggu hari esok yang tak dapat menyampaikan.
Wahai Abu Dzar, sekiranya kamu melihat ajalmu dan perjalanannya niscaya kamu akan marah pada angan-angan dan tipudayanya.
Wahai Abu Dzar, jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang melintasi jalan. Hitunglah dirimu bagian dari penghuni kubur.
Wahai Abu Dzar, jika kamu berada di pagi hari maka jangan jadikan dirimu sore hari, jika kamu berada di sore hari maka jangan jadikan dirimu pagi hari. Manfaatkan sehatmu sebelum datang sakitmu, hidupmu sebelum matimu, karena kamu tidak tahu apa namamu esok hari.
Wahai Abu Dzar, waspadai kejatuhanmu diketahui saat ketergelinciranmu, sehingga itu tak dapat dikatakan tergelincir. Kamu tak akan dapat kembali. Tak akan terpunji oleh orang sesudahmu apa yang kamu tinggalkan. Dan tak dapat beralasan pada orang sebelummu dengan kesibukan.  (Makarimul Akhlaq, Syeikh Ath-Thabrasi: 459)

NASIHAT PERNIKAHAN.



Bissmillahirrahmanirrahiimm…

♥♥ KETIKA AKAN MENIKAH janganlah mencari istri,tapi carilah ibu bagi anak-anak kita,janganlah mencari suami ,tapi carilah ayah bagi anak-anak kita
.
♥♥ KETIKA AKAN MELAMAR Anda bukan sedang meminta kepada orang tua /wali si gadis,tetapi meminta kepada Alloh melalui orang tua /wali si gadis.

♥♥ KETIKA AKAD NIKAH Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah dihadapan Alloh.

♥♥ KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda ,karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka.

♥♥ SEJAK MALAM PERTAMA Bersyukur dan bersabarlah,Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

♥♥ SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga,tapi juga melaui semak belukar yang penuh onak dan duri.

♥♥ KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA 0LENG Jangan saling berlepas tangan,tapi sebaliknya erat berpegang tangan.

♥♥ KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK Cintailah isteri atau suami anda 100%.

♥♥ KETIKA MEMILIKI ANAK Jangan bagi cinta anda kepada suami/istri dan anak anda,tetapi cintailah istri atau suami anda 100% dan cintailah anak-anak anda masing-masing 100%.

♥♥ KETIKA EK0N0MI KELUARGA BELUM MEMBAIK Yakinlah bahwa pintu rezeki terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan istri.

♥♥ KETIKA EK0N0MI MEBAIK Jangan pernah berfikir bahwa orang akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.

♥♥ KETIKA MENDIDIK ANAK Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan anda.

♥♥ KETIKA ANDA ADALAH SUAMI Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan anda.

♥♥ KETIKA ANDA ADALAH ISTRI Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut,tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak,karena orang tua yang baik adalah orang tua jujur kepada anak.

♥♥ KETIKA ANAK BERMASALAH Yakinlah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerja sama denagn orang tua,yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

♥♥ KETIKA ADA PIL Jangan diminum,cukuplah suami sebagai obat
.
♥♥ KETIKA ADA WIL Jangan dituruti,cukupilah istri sebagai pelabuhan.

♥♥ KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA Pilihlah potrt keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

♥♥ KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS Gunakanlah formula 7K 1Ketaqwaan 2Kasih sayang 3Kesetiaan 4Komunikasi dialog 5Keterbukaan 6Kejujuran 7Kesabaran.

*Semoga diriku dirimu dan diri kita semua termasuk Hamba yang disayang olehNya…Aaamiiin yaa Mujiib yaa Rabbala’allamiiin…

Semoga bermanfaat…
Salam Ukhuwah Fillah ya Akhi wa Ukhti fillah.


PENGERTIAQN CINTA DALAM ISLAM(8 JENISNYA)


Pengertian Cinta Dalam Islam ( 8 Jenisnya)
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat,membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2)
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika
wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

15 Sifat Manusia Dalam Al-Qur'an .


1. Manusia itu LEMAH
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)



2. Manusia itu GAMPANG TERPERDAYA
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)



3. Manusia itu LALAI
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)



4. Manusia itu PENAKUT / GAMPANG KHAWATIR
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)



5. Manusia itu BERSEDIH HATI
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)



6. Manusia itu TERGESA-GESA
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)



7. Manusia itu SUKA MEMBANTAH
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)



8. Manusia itu SUKA BERLEBIH-LEBIHAN
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)


“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)



9. Manusia itu PELUPA
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )



10. Manusia itu SUKA BERKELUH-KESAH
“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)


“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)


“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)



11. Manusia itu KIKIR
“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)



12. Manusia itu SUKA MENGKUFURI NIKMAT
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)


sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)



13. Manusia itu DZALIM dan BODOH
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)



14. Manusia itu SUKA MENURUTI PRASANGKANYA
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)



15. Manusia itu SUKA BERANGAN-ANGAN
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)